Rabu, 12 Juni 2013

COST AND BENEFIT ANALYSIS (CBA)

  • Pengertian Analisis Biaya Manfaat (Cost Benefit Analysis) 
Analisis biaya manfaat adalah suatu alat analisis dengan prosedur yang sistematis untuk membandingkan serangkaian biaya dan manfaat yang relevan dengan sebuah aktivitas atau proyek. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah secara akurat membandingkan kedua nilai, manakah yang lebih besar. Selanjutnya dari hasil pembandingan ini, pengambil keputusan dapat mempertimbangkan untuk melanjutkan suatu rencana atau tidak dari sebuah aktivitas, produk atau proyek, atau dalam konteks evaluasi atas sesuatu yang telah berjalan, adalah menentukan keberlanjutannya. Adapun ciri khusus dari analisis biaya manfaat yaitu sebagai berikut:
• Analisis biaya manfaat berusaha mengukur semua biaya dan manfaat untuk masyarakat yang kemungkinan dihasilkan dari program publik, termasuk berbagai hal yang tidak terlihat yang tidak mudah untuk diukur biaya danmanfaatnya dalam bentuk uang.
• Analisis biaya manfaat secara tradisional melambangkan rasionalitas ekonomi, karena kriteria sebagian besar ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Suatu kebijakan atau program dikatakan efisien jika manfaat bersih (total manfaat dikurangi total total biaya) adalah lebih besar dari nol dan lebih tinggi dari manfaat bersih yang mungkin dapat dihasilkan dari sejumlah alternatif investasi lainnya di sektor swasta dan publik.
• Analisis biaya manfaat secara tradisional menggunakan pasar swasta sebagai titik tolak di dalam memberikan rekomendasi program publik. • Analisis biaya manfaat kontemporer, sering disebut analisis biaya manfaat sosial, dapat juga digunakan untuk mengukur pendistribusian kembali manfaat.

Beberapa kekuatan analisis biaya manfaat adalah:
• Biaya dan manfaat diukur dengan nilai uang, sehingga memungkinkan analis untuk mengurangi biaya dari manfaat.
• Analisis biaya manfaat memungkinkan analis melihat lebih luas dari kebijakan atau program tertentu, dan mengaitkan manfaat terhadap pendapatan masyarakat secara keseluruhan.
• Analisis biaya manfaat memungkinkan analis membandingkan program secara luas dalam lapangan yang berbeda.

Beberapa keterbatasan analisis biaya manfaat adalah:
• Tekanan yang terlalu eksklusif pada efisiensi ekonomi, sehingga kriteria keadilan tidak dapat diterapkan
• Nilai uang tidak cukup untuk mengukur daya tanggap (responsiveness) karena adanya variasi pendapatan antar masyarakat.
• Ketika harga pasar tidak tersedia, analis harus membuat harya bayangan (shadow price) yang subyektif sifatnya.

  • Kedudukan Analisis Biaya Manfaat (CBA) dalam Evaluasi Pembangunan 
Dalam konteks evaluasi pembangunan, CBA merupakan salah satu jenis evaluasi ex ante karena analisis ini dilakukan sebelum proyek berjalan dan masih dalam tahap perencanaan. Sehingga hasil dari analisa ini digunakan sebagai pedoman apakah suatu proyek layak dilaksanakan atau tidak. Untuk lebih jelasnya tentang kedudukan CBA dalam konteks evaluasi pembangunan, dapat dilihat dalam diagram di bawah ini.
 
Gambar Diagram Alur Pelaksanaan Proyek

  • Tahapan CBA 
Menurut Lawrence dan Mears (2004), tahapan dasar dalam melakukan analisisbiaya manfaat secara umum meliputi:
a. Penetapan tujuan analisis dengan tepat
Sebelum data dikumpulkan, penentuan tujuan analisis menjadi vital. Misalnya apakah yang akan dievaluasi nantinya hanya satu proyek/aktivitas atau beberapa.
b. Penetapan perspektif yang dipergunakan (identifikasi pemangkukepentingan yang terlibat)
Penetapan perspektif dalam memperhitungkan biaya dan manfaat perlu dilakukan dari awal untuk mempertimbangkan sensitivitas hasilnya.
c. Mengidentifikasi biaya dan manfaat
Tahapan selanjutnya yang penting adalah mengidentifikasi semua manfaat dan biaya. Secara umum dalam memperhitungkan manfaat terdapat duakomponen yaitu (i) manfaat langsung dan (ii) manfaat tidak langsung.
d. Menghitung, mengestimasi, menskalakan dan mengkuantifikasi biaya dan manfaat
Setelah komponen biaya dan manfaat diidentifikasi pada tahap sebelumnya mengkuantifikasikan dalam satuan moneter (jika memungkinkan) atau menskalakan beberapa item yang tidak memiliki satuan kuantitiatif dan selanjutnya dihitung untuk seluruh nilai yang satuannya sama menjadi total biaya dan manfaat.
e. Memperhitungkan jangka waktu (discount factor)
Discount factor adalah nilai pengurang dalam masa sekarang dari manfaat dan biaya yang akan terjadi pada periode masa yang akan datang. Penggunaan discount factor sangat penting jika benefit dan biaya yang muncul lebih dari satu periode dan untuk memperhitungkan ketidakpastian.
f. Menguraikan keterbatasan dan asumsi
Karena pada tahap kedua perspektif menjadi penentu lingkup manfaat dan biaya yang diperhitungkan, maka keterbatasan atas tidak dimasukkanya hal- hal yang jauh kaitannya adalah bagian dari keterbatasan dan asumsi yang harus dijelaskan agar pengguna informasi analisis CBA memahami batasan perhitungannya.

  • Biaya (Cost) 
Menurut Kadariah (1999), biaya dalam proyek digolongkan menjadi empat macam, yaitu Biaya Persiapan, Biaya Investasi, Biaya Operasional, dan Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan.
1) Biaya Persiapan
Biaya persiapan adalah biaya yang dikeluarkan sebelum proyek yang bersangkutan benar-benar dilaksanakan.
2) Biaya Investasi atau Modal
Biaya investasi biasanya didapat dari pinjaman suatu badan atau lembaga keuangan baik dari dalam negeri atau luar negeri.
3) Biaya Operasional
Biaya operasional masih dapat dibagi lagi menjadi biaya gaji untuk karyawan, biaya listrik, air dan telekomunikasi, biaya habis pakai, biaya kebersihan, dan sebagainya.
 4) Biaya Pembaharuan atau Penggantian
Pada awal umur proyek biaya ini belum muncul tetapi setelah memasuki usia tertentu, biasanya pada bangunan mulai terjadi kerusakan- kerusakan yang memerlukan perbaikan.

  • Manfaat (Benefit) 
Manfaat yang akan terjadi pada suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga yaitu manfaat langsung, manfaat tidak langsung dan manfaat terkait (Kadariah, 1999).
1) Manfaat Langsung
Manfaat langsung dapat berupa peningkatan output secara kualitatif dan kuantitatif akibat penggunaan alat-alat produksi yang lebih canggih, keterampilan yang lebih baik dan sebagainya.
2) Manfaat Tidak Langsung
Manfaat tidak langsung adalah manfaat yang muncul di luar proyek, namun sebagai dampak adanya proyek. Manfaat ini dapat berupa meningkatnya pendapatan masyarakat disekitar lokasi proyek. (sulit diukur)
3) Manfaat Terkait
Manfaat terkait yaitu keuntungan-keuntungan yang sulit dinyatakan dengan sejumlah uang, namun benar-benar dapat dirasakan, seperti keamanan dan kenyamanan. Dalam penelitian ini untuk penghitungan hanya didapat dari manfaat langsung dan sifatnya terbatas, karena tingkat kesulitan menilainya secara ekonomi.

  • METODE CBA 
Pada dasarnya untuk menganalisis efisiensi suatu proyek langkah-langkah yang harus diambil adalah :
o Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan
o Menghitung manfaat dan biaya dalam nilai uang
o Menghitung masing-masing manfaat dan biaya dalam nilai uang sekarang.

Metode-metode untuk menganalisis manfaat dan biaya suatu proyek yaitu Metode Payback Period (PP), Metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Perbandingan Manfaat Biaya / Benefit-Cost Ratio (BCR).

Metode Payback Period (PP)Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya bukan persentase. Tetapi satuan waktu (bulan, tahun, dan sebagainya). Karena model ini mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali, maka dasar yang dipergunakan adalah aliran kas (cash flow).

Metode NPV (Nilai Bersih Sekarang)Metode ini menghitung selisih antara nilai sekarang inventasi dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di massa yang akan datang.untuk mengitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Analisis ini dapat dihitung menggunakan rumus :
 
Dimana:
NB = Net benefit = Benefit – Cost
C = Biaya investasi + Biaya operasi
B = Benefit yang telah didiskon
C = Cost yang telah didiskon
i = diskon faktor
n = tahun (waktu ekonomis)

Metode NPB (Nilai Bersih Sekarang)
Proyek yang efisien adalah proyek yang manfaatnya lebih besar dari pada biaya yang diperlukan. Nilai bersih suatu proyek merupakan seluruh nilai dari manfaat proyek dikurangkan dengan biaya proyek pada tahun yang bersangkutan. Rumus perhitungannya adalah :
 

Metode IRR (Internal Rate of Return)
Dengan metode ini tingkat diskonto dicari sehingga menghasilkan nilai sekarang suatu proyek sama dengan nol. Rumus yang digunakan adalah :
 
Proyek yang mempunyai nilai IRR yang tinggi yang mendapat prioritas. Suatu proyek akan dilaksanakan dengan mempertimbangkan tingkat pengembalian (IRR) dan tingkat diskonto (i). Tingkat diskonto merupakan biaya pinjaman modal yang harus diperhitungkan dengan tingkat pengembalian investasi. Investor akan melaksanakan semua proyek yang mempunyai IRR > i dan tidak melaksanakan investasi pada proyek yang hargaIRR < i.

Metode Perbandingan Manfaat dan Biaya (BCR)
Dengan kriteria ini maka proyek yang dilaksanakan adalah proyek yang mempunyai angka perbandingan lebih besar dari satu.
 
Berdasarkan metode ini, suatu proyek akan dilaksanakan apabila BCR > 1. Metode BCR akan memberikan hasil yang konsisten dengan metode NPB, apabila BCR > 1 berarti pula NPB > 0.

Ada beberapa kelebihan dan kelemahan masing-masing metode analisis seperti ditunjukkan pada Tabel di bawah. Dari ketiga metode analisis tersebut NPB merupakan yang terbaik karena metode lainnya dapat memberikan hasil yang keliru dalam menentukan pilihan proyek yang akan dilaksanakan.
Tabel Perbandingan Analisa NPB, IRR, dan BCR
 

Rabu, 30 Desember 2009

TUGAS-TUGAS DAN JAWABAN EVALUASI AKHIR MANDIRI

EVALUASI AKHIR MANDIRI PTIK

SOAL

1. Salah satu pemanfaatan teknologi nirkabel (misal IEEE 802.11) adalah sebagai akses point. Jelaskan topologi jaringan yang mendukung pemanfaatan ini, juga berikan contoh penerapan perangkat yang mendukung layanan ini.

2. Content dan aplikasi yang dapat mendukung layanan TIK dapat dibangun dari kombinasi sistem data base dan aplikasi web. Salah satu penerapan sederhana adalah aplikasi web blog. Buat blog pribadi anda (bisa dimanfaatkan blog.its.ac.id), yang memuat tugas-tugas TIK (yang lalu) dan evaluasi akhir mandiri ini.

3. Untuk menjaga layanan jaringan yang baik, sistem keamanan harus dibangun dan dipelihara dalam suatu jaringan. Jelaskan bentuk gangguan apa saja yang mungkin mengganggu atau merusak layanan tersebut.

4. Ada berapa jenis Lisensi yang dapat dipilih dari CCL. Pada umumnya yang sering dimanfaatkan jenis yang mana. Berikan contoh dari site di internet yang memberikan penerapan lisensi ini.

JAWABAN

1. Teknologi nirkabel yaitu teknologi perangkat elektronik yang menghubungkan satu perangkat elektronik ke perangkat elektronik yang lain tanpa adanya kabel untuk mentransfer data atau file ke perangkat elektronik yang lain. Teknologi nirkabel contohnya IEEE 802.11 mendukung tiga topologi dasar WLAN, antara lain : Independent Basic Sevice Set (IBSS), Basic Service Set (BSS) dan Extended Service set (ESS).

Ø IBSS : Konfigurasi IBSS dikenal sebagai konfigurasi independen atau jaringan ad-hoc. Konfigurasi IBSS mirip dengan jaringan office peer-to-perr di mana tidak ada satu titik (node) yang berfungsi sebagai server. Dalam WLAN jenis IBSS sejumlah node nirkabel akan berkomunikasi secara langsung satu dangan lainnya secara ad-hoc, peer-to-peer. Jenis IBSS ini dikenal juga dengan nama ad-hoc network, biasanya digunakan di perkantoran, ruang di dalam hotel, lapangan terbang, dan sebagainya. Biasanya IBSS menghubungkan jaringan dalam ruang yang terbatas dan tidak disambungkan ke jaringan komputer atau jaringan Internet yang lebih besar.

Ø BSS : BBS terdiri dari satu buah acces point ke jaringan kabel atau internet. Jenis ini dikenal juga sebagai manage network di jaringan WLAN, acces point (AP) bertindak sebagai server logical disebuah sel atau kanal WLAN. Komunikasi antara dua node A dan B dalam jaringan BSS biasanya dari A ke AP kemudian AP akan mengulang data yang dikirim ke B.

Ø ESS : ESS terdiri dari beberapa BSS yang saling overlap (masing-masing mempunyai access point). AP dihubungkan satu sama lain menggunakan distribution system (DS), biasanya berupa ethernet LAN atau teknik lainnya. Konfigurasi ini merupakan konfigurasi standart yang biasa digunakan warnet dalam membangun jaringan Internetnya. Biasanya pada AP dipasang perangkat lunak router atau bridge yang akan menghubungkan jaringan nirkabel LAN dengan LAN berbasis kabel.

Contoh penerapan perangkat yang mendukung teknologi nirkabel

· INFRA MERAH :

Infra merah (infra red) ialah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya lebih daripada cahaya nampak yaitu di antara 700 nm dan 1 mm. Infra merah dapat dibedakan menjadi tiga daerah yakni:

Near Infra Merah………………0.75 - 1.5 Β΅m

Mid Infra Merah..……………...1.50 - 10 Β΅m

Far Infra Merah……………….10 - 100 Β΅m

Penggunaan infra merah sebagai media transmisi data mulai diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti televisi, handphone sampai pada transfer data pada PC.

· BLUETOOTH :

Bluetooth merupakan protokol nirkabel yang memanfaatkan teknologi komunikasi jarak pendek, dimana menyediakan fasilitas pengiriman suara dan data baik secara langsung (antar perangkat) maupun melalui jaringan Personal Area Network (PAN). Bluetooth menyediakan cara berhubungan dan bertukar informasi antara peralatan seperti mobile phone, laptop, desktop PC, kamera digital, dan konsol video game melalui frekuensi radio bebas jarak dekat yang aman dan global.

· WLAN :

Wireless lokal area network biasa digunakan untuk menghubungkan atau mentransfer data atau file dari komputer satu ke komputer lain melalui suatu acces point. Biasa digunakan pada laptop, desktop PC, mobile phone.

2. Buat Blog pribadi berisi tugas-tugas PTIK dan evaluasi akhir mandiri ini. Bisa dilihat di blog saya : www.anggraica.blogspot.com

3. Gangguan-gangguan dalam jaringa nirkabel :

Teknologi nirkabel memang bagus untuk menghubungkan antara daerah yang jauh. Namun, teknologi ini mempunyai kelemahan, khususnya dalam hal security. Umumnya, gangguan yang sering dijumpai dalam teknologi WiFi antara lain :

1) Insertion Attacks, yang dapat menyerang jaringan dengan memasukan

sesuatu tanpa ijin.

2) Interception and monitoring Wireless traffic, berupa pengiriman pesan/data dengan cara menyiarkannya (broadcasting) ke dalam jaringan. Gangguan model ini umumnya dikenal dengan beragam istilah antara lain, Wireless Sniffer, Hijacking The Session, Broadcast Monitoring, ArpSpoof Monitoring and Hijacking, dan BaseStation Clone (Evil Twin).f

3) Misconfiguration, yang dapat disebabkan oleh ketidakpahaman pengguna, atau ketidaktersediaan blue-print jaringan. Bisa juga karena cacat fisik hardware.

4) Client to Client Attacks, dengan memanfaatkan fasilitas filesharing atau menggunakan service TCP/IP.

5) Denial of Service (DoS) berupa pengiriman file seperti virus yang dapat mencatat aktivitas user untuk mendapatkan data (Hybrid Threats).

6) Inteferensi yang mengakibatkan jaringan tidak dapat digunakan. Hal ini karena WiFi mengunakan frekuensi 2,4 GHz yang tidak memerlukan lisensi dari pemerintah dan access point WiFi dapat dibeli dengan bebas. Wajar jika interferensi dimungkinkan karena sifat jaringan yang bebas ini.

Berbeda dengan WiFi yang menerapkan suatu standar tertentu, teknologi nirkabel yang diterapkan pada perusahaan seluler atau perusahaan komunikasi data bersifat proprietary dan menggunakan frekuensi yang memerlukan lisensi dari pemerintah. Ada 2 (dua) aspek yang diterapkan di teknologi nirkabel pada perusahaan seluler atau perusahaan komunikasi data dalam menerapkan layanan pengamanan,yaitu :

Confidentiality ( kerahasiaan) dan Integrity) (integritas)

Aspek kerahasiaan dan integritas, berarti data/informasi tidak dapat dan tidak boleh diketahui dan dimodifikasi oleh pihak yang tidak berwenang. Ini artinya jaringan harus bersifat aman dan hampir tidak memiliki peluang untuk dimasuki/disusupi. Untuk itu diperlukan pengamanan yang memadai pada jaringan. Layanan pengamanan yang biasa diterapkan pada teknologi nirkabel seperti pada perusahaan seluler atau perusahaan komunikasi data adalah umumnya dilakukan dalam dua bentuk. Pertama, encode dan scrambling data sehingga data tidak dapat disusupi oleh mereka yang tak berhak. Kedua, hanya perangkat milik penyedia komunikasi data yang ditempatkan di sisi pelanggan yang memungkinkan dapat mengakses jaringan.

Availability ketersediaan

Aspek kedua, ketersediaan atau availability. Ini berarti teknologi nirkabel haruslah dapat digunakan ketika dibutuhkan. Penyebab utama terjadinya gangguan pada aspek ketersediaan layanan adalah cuaca dan interferensi. Cuaca buruk umumnya sering menjadi kendala terselenggaranya layanan nirkabel. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan terhadap aspek ktersediaan layanan ini, teknologi nirkabel non WiFi harus memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. ATP (Auto Transmit Power Control) yang memungkinkan layanan kepada pelanggan tidak terganggu ketika hujan yang sangat deras sekalipun.

2. Pengaturan kanal frekuensi dimana gangguan interferensi dapat diatasi dengan cepat.

3. Fasilitas NMS (Network Monitoring System) agar seorang operator dapat memonitor secara berkala performansi jaringan yang digunakan oleh pelanggan. Fasilitas NMS hanya dimiliki oleh perusahaan komunikasi data.

4. Ketiga kemampuan ini dapat dimasukkan ke dalam Service Level Agreement (SLA), sehingga dapat menjadi pegangan pengguna. Sejatinya, pengamanan pada teknologi nirkabel tidak cukup hanya dibebankan kepada aspek teknologi semata. Perusahaan yang menyediakan layanan teknologi nirkabel harus memiliki kemampuan untuk memadukan teknologi, sumber daya manusia, dan prosedur di internal agar dapat meminimisasi gangguan keamanan di jaringan yang digunakan.

4. Ada enam lisensi yang umumnya dipergunakan:

1. Atribusi saja (by): Pencipta (termasuk pemberi lisensi) diberi kredit.

2. Atribusi + Non komersial (by-nc): Pencipta diberi kredit dan hanya untuk tujuan non komersial saja.

3. Atribusi + Tanpa karya turunan (by-nd): Pencipta diberi kredit dan hanya karya (yang sama persis) saja.

4. Atribusi + Pembagian serupa (by-sa): Pencipta diberi kredit dan karya boleh diturunkan dengan lisensi yang identik.

5. Atribusi + Non komersial + Tanpa karya turunan (by-nc-nd): Pencipta diberi kredit dan hanya karya verbatim saja untuk tujuan non komersial saja.

6. Atribusi + Non komersial + Pembagian serupa(by-nc-sa): Pencipta diberi kredit dan boleh diturunkan dengan lisensi yang identik untuk tujuan non komersial saja.

Ada empat persyaratan utama Creative Commons: Attribution (BY), membutuhkan atribusi ke penulis asli; Share Alike (SA), yang memungkinkan bekerja sama atau di bawah lisensi yang sama (nanti atau versi yurisdiksi); Non-Komersial (NC ), yang membutuhkan pekerjaan tidak digunakan untuk tujuan komersial; dan No Derivative Works (ND), sehingga hanya karya asli, dengan keluar derivatif.

7. Sampai dengan versi sekarang, semua lisensi Creative Commons memperbolehkan "inti hak" untuk mendistribusikan sebuah karya untuk keperluan non-komersial tanpa modifikasi.

8. Opsi tambahan termasuk pilihan CC0 untuk perangkat lunak, Creative Commons memiliki tiga tersedia lisensi: di BSD License, CC GNU LGPL lisensi, dan CC GNU GPL.

Contoh dari site di internet yang memberikan penerapan lisensi ini.

Wikipedia (cc-by-sa, sejak Juni 2009)

Wikia (cc-by-sa, sejak Juni 2009)

Citizendium (cc-by-sa)

knol (kebanyakan, cc-by-sa atau cc-by-nc-sa)

Arduino (cc-by-sa)

Qi Hardware (cc-by-sa)







MERESUME KATA DOSEN PTIK ( Bpk. Ahmad Affandi)


Pada awal pertemuan mata kuliah PTIK, Bapak Affandi mendata jumlah mahasiswa yang di kelas G-402 / Fisika. Dan setelah dihitung, jumlah mahasiswa yang ada di kelas tersebut ± sekitar 36 orang. Mahasiswa-mahasiswa tersebut berasal dari berbagai jurusan / prodi. Di antaranya dari jurusan / prodi Sistem Informasi, Biologi, PWK,dan Fisika. Pada pertemuan tersebut , Pak Affandi selalu memberikan berbagai pertanyaan kepada mahasiswa-mahasiswa yang ada di kelas tersebut.

Bapak Affandi bertanya mengenai jumlah orang dari masing-masing jurusan dan pilihan ke berapa mahasiswa mengambil jurusan tersebut kepada masing-masing mahasiswa, diperoleh data sebagai berikut :

JURUSAN

PILIHAN KE-1

PILIHAN KE-2

PILIHAN KE-3

BEASISWA

JUMLAH

Sistem Informasi

7

9

-

1

17

Biologi

3

3

-

-

6

PWK

3

1

2

-

6

Fisika

5

2

-

-

7

JUMLAH TOTAL MAHASISWA

36

Kemudian, Pak Affandi bertanya kepada para mahasiswa, apa jenis komputer yang dimiliki oleh mahasiswa yanag berada di kelas tersebut, PC/desktop atau laptop. Dan ternyata diperoleh data sebagai berikut :

JENIS KOMPUTER YANG DIMILIKI MAHASISWA

JUMLAH MAHASISWA YANG MEMILIKI PC ATAU LAPTOP

PC / DESKTOP

18

LAPTOP

16

JUMLAH TOTAL MAHASISWA YANG MEMILIKI KOMPUTER

34

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tidak semua mahasiswa memiliki komputer, yaitu hanya 2 orang saja yang tidak memiliki komputer. Dan Pak Affandi menyarankan kepada kedua mahasiswa tersebut untuk sharing kepada teman-teman sekelas untuk belajar bersama untuk mengunakan komputer.

Setelah itu, Pak Affandi menanyakan Operation System (OS) apa yang digunakan para mahasiswa. Dan 100% mahasiswa yang mempunyai komputer menggunakan Operation System (OS) Windows, dan tidak ada sama sekali yang menggunakan OS Linux.

Pak Affandi lagi kepada para mahasiswa yang ada di kelas tersebut. Beliau menanyakan Jenis Microsoft Office apa yang telah dikuasai oleh mahasiswa yang berada di kelas itu. Dan atas jawaban para mahasiswa, diperoleh data sebagai berikut :

JENIS MICROSOFT OFFICE

JUMLAH MAHASISWA YANG MENGUASAI

Word

36

Excel

36

Powerpoint

36

Outlook

0

Picture Manager

36

Access

0

Publisher

4

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa semua mahasiswa mampu menguasai Ms. World, Excel, Powerpoint, dan Picture Manager. Semua mahasiswa tidak mampu menguasai Ms. Outlook dan Acces. Dan sebagian kecil mampu menguasai Ms. Publisher.

Pak Affandi kembali lagi bertanya kepada para mahasiswa. Beliau bertanya aplikasi apa yang sudah ada di komputer masing-masing mahasiswa. Dan para mahasiswa menjawab berbagai macam aplikasi, antara lain : Photoshop, Corel Draw, Adobe Acrobat, Macromedia, IE, Mozilla, dll. Kemudian beliau bertanya lagi. Apa jenis akses internet yang biasanya digunakan oleh para mahasiswa. Dan ternyata 11 orang mempunyai akses internet sendiri di rumah. Antara lain 2 orang menggunakan flash/modem, 8 orang menggunakan speedy, dan 1 orang menggunakan smart. Dan mahasiswa yang lain menggunakan akses internet di publik (warnet).

Setelah banyak pertanyaan yang berganti-ganti, Pak Affandi bertanya kepada mahasiswa, apa yang mereka rencanakan setelah lulus S1 di ITS. Dan diperoleh data sebagai berikut :

JENIS PILIHAN

JUMLAH MAHASISWA YANG MEMILIH

S2

6

KERJA :

l INDUSTRI : 8

l PENDIDIKAN : 1

l GOVERNMENT : 6

15

WIRAUSAHA

15

JUMLAH TOTAL MAHASISWA

36

Setelah mengetahui hasil tersebut, Pak Affandi menyarankan kepada para mahasiswa untuk memperkaya ilmu dalam bahasa inggris agar TOEFL para mahasiswa bagus, yaitu >550. Karena banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja yang TOEFLnya >550. Dan agar memudahkan bagi para mahasiswa yang setelah lulus S1 ingin mencari pekerjaan. Intinya Pak Affandi mengatakan bahwa keberhasilan seseorang ada di tangan masing-masing orang yang ingin berhasil.





U T P

Unshielded twisted-pair (disingkat UTP) adalah sebuah jenis kabel jaringan yang menggunakan bahan dasar tembaga, yang tidak dilengkapi dengan shield internal. UTP merupakan jenis kabel yang paling umum yang sering digunakan di dalam jaringan lokal (LAN), karena memang harganya yang rendah, fleksibel dan kinerja yang ditunjukkannya relatif bagus. Dalam kabel UTP, terdapat insulasi satu lapis yang melindungi kabel dari ketegangan fisik atau kerusakan tapi, tidak seperti kabel Shielded Twisted-pair (STP), insulasi tersebut tidak melindungi kabel dari interferensi elektromagnetik.

Kabel UTP memiliki impendansi kira-kira 100 Ohm dan tersedia dalam beberapa kategori yang ditentukan dari kemampuan transmisi data yang dimilikinya seperti tertulis dalam tabel berikut :

Kategori

Kegunaan

Category 1 (Cat1)

Kualitas suara analog

Category 2 (Cat2)

Transmisi suara digital hingga 4 megabit per detik

Category 3 (Cat3)

Transmisi data digital hingga 10 megabit per detik

Category 4 (Cat4)

Transmisi data digital hingga 16 megabit per detik

Category 5 (Cat5)

Transmisi data digital hingga 100 megabit per detik

Enhanced Category 5 (Cat5e)

Transmisi data digital hingga 250 megabit per detik

Category 6 (Cat6)

Kabel masa depan untuk kecepatan up to 10Gbps

Category 7 (Cat7)

di design untuk bekerja pada frequensi up to 600Mhz.

Di antara semua kabel di atas, kabel Enhanced Category 5 (Cat5e) dan Category 5 (Cat5) merupakan kabel UTP yang paling populer yang banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi Ethernet.

Category 1

Kabel UTP Category 1 (Cat1) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi terendah, yang didesain untuk mendukung komunikasi suara analog saja. Kabel Cat1 digunakan sebelum tahun 1983 untuk menghubungkan telefon analog Plain Old Telephone Service (POTS). Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat1 membuatnya kurang sesuai untuk digunakan sebagai kabel untuk mentransmisikan data digital di dalam jaringan komputer, dan karena itulah tidak pernah digunakan untuk tujuan tersebut.

Category 2

Kabel UTP Category 2 (Cat2) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 1 (Cat1), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara digital. Kabel ini dapat mentransmisikan data hingga 4 megabit per detik. Seringnya, kabel ini digunakan untuk menghubungkan node-node dalam jaringan dengan teknologi Token Ring dari IBM. Karakteristik kelistrikan dari kabel Cat2 kurang cocok jika digunakan sebagai kabel jaringan masa kini. Gunakanlah kabel yang memiliki kinerja tinggi seperti Category 3, Category 4, atau Category 5.

Category 3

Kabel UTP Category 3 (Cat3) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 2 (Cat2), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara pada kecepatan hingga 10 megabit per detik. Kabel UTP Cat3 menggunakan kawat-kawat tembaga 24-gauge dalam konfigurasi 4 pasang kawat yang dipilin (twisted-pair) yang dilindungi oleh insulasi. Cat3 merupakan kabel yang memiliki kemampuan terendah (jika dilihat dari perkembangan teknologi Ethernet), karena memang hanya mendukung jaringan 10BaseT saja. Seringnya, kabel jenis ini digunakan oleh jaringan IBM Token Ring yang berkecepatan 4 megabit per detik, sebagai pengganti Cat2.

Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 3 pada beberapa frekuensi.

Karakteristik

Nilai pada frekuensi 10 MHz

Nilai pada frekuensi 16 MHz

Attenuation (pelemahan sinyal)

27 dB/1000 kaki

36 dB/1000 kaki

Near-end Cross-Talk (NEXT)

26 dB/1000 kaki

23 dB/1000 kaki

Resistansi

28.6 Ohm/1000 kaki

28.6 Ohm/1000 kaki

Impendansi

100 Ohm (±15%)

100 Ohm (±15%)

Kapasitansi

18 picoFarad/kaki

18 picoFarad/kaki

Category 4

Kabel UTP Category 4 (Cat4) adalah kabel UTP dengan kualitas transmisi yang lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 3 (Cat3), yang didesain untuk mendukung komunikasi data dan suara hingga kecepatan 16 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga 22-gauge atau 24-gauge dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini dapat mendukung jaringan Ethernet 10BaseT, tapi seringnya digunakan pada jaringan IBM Token Ring 16 megabit per detik.

Tabel berikut menyebutkan beberapa karakteristik yang dimiliki oleh kabel UTP Category 4 pada beberapa frekuensi.

Karakteristik

Nilai pada frekuensi 10 MHz

Nilai pada frekuensi 20 MHz

Attenuation

20 dB/1000 kaki

31 dB/1000 kaki

Near-end Cross-Talk

41 dB/1000 kaki

36 dB/1000 kaki

Resistansi

28.6 Ohm/1000 kaki

28.6 Ohm/1000 kaki

Impedansi

100 Ohm (±15%)

100 Ohm (±15%)

Kapasitansi

18 picoFarad/kaki

18 picoFarad/kaki

Category 5

Kabel UTP Category 5 (Cat5) adalah kabel dengan kualitas transmisi yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel UTP Category 4 (Cat4), yang didesain untuk mendukung komunikasi data serta suara pada kecepatan hingga 100 megabit per detik. Kabel ini menggunakan kawat tembaga dalam konfigurasi empat pasang kawat yang dipilin (twisted pair) yang dilindungi oleh insulasi. Kabel ini telah distandardisasi oleh Electronic Industries Alliance (EIA) dan Telecommunication Industry Association (TIA).

Kabel Cat 5 dapat mendukung jaringan Ethernet (10BaseT), Fast Ethernet (100BaseT), hingga Gigabit Etheret (1000BaseT). Kabel ini adalah kabel paling populer, mengingat kabel serat optik yang lebih baik harganya hampir dua kali lipat lebih mahal dibandingkan dengan kabel Cat5. Karena memiliki karakteristik kelistrikan yang lebih baik, kabel Cat5 adalah kabel yang disarankan untuk semua instalasi jaringan.

Karakteristik

Nilai pada frekuensi 10 MHz

Nilai pada frekuensi 100 MHz

Attenuation

20 dB/1000 kaki

22 dB/1000 kaki

Near-end Cross-talk

47 dB/1000 kaki

32.3 dB/1000 kaki

Resistansi

28.6 Ohm/1000 kaki

28.6 Ohm/1000 kaki

Impendansi

100 Ohm (±15%)

100 Ohm (±15%)

Kapasitansi

18 picoFarad/kaki

18 picoFarad/kaki

Structural return loss

16 dB

16 dB

Delay skew

45 nanodetik/100 meter

45 nanodetik/100 meter

Enhanced Category 5

Kabel ini merupakan versi perbaikan dari kabel UTP Cat5, yang menawarkan kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan Cat5 biasa. Kabel ini mampu mendukung frekuensi hingga 250 MHz, yang direkomendasikan untuk penggunaan dalam jaringan Gigabit Ethernet, meskipun menggunaan kabel UTP Category 6 lebih disarankan untuk mencapai kinerja tertinggi.

Pengabelan UTP Category 5

Pengabelan UTP Category 5 Straight

Pengabelan UTP Category 5 Crossover

Dalam menghubungkan jaringan Ethernet dengan menggunakan kabel UTP Category 5, terdapat dua strategi pengabelan, yakni Crossover cable dan Straight-through cable. Kabel Crossover digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama (NIC dengan NIC lainnya, hub dengan hub yang lainnya dan lain-lain), sementara kabel Straight-through digunakan untuk menghubungkan NIC dengan hub atau NIC dengan switch.

Keuntungan kabel UTP

1. Investasi pad sisi pelanggan lebih murah

2. Kecepatan transmisi data lebih tinggi dibanding Wi-FI (10-100Mbps)

3. Aplikasi yang dimanfaatkan bisa lebih banyak dikarenakan bandwidthnya yang

tinggi (gameonline, file sharing, video streaming, dll)

4. Tidak rentan terhadap penyadapan data dibanding teknologi wireless

Kekurangan kabel UTP

1. Rentan terhadap gangguan petir namun dapat dikurangi dengan penggunaan

surge protector.

2. Kemungkinan gangguan atau kerusakan lebih tinggi karena melalui area

publik.

3. Biaya pemeliharaan relatif tinggi karena harus dipersiapkan untuk penggatian

switch atau kabel yang rusak.





DCE

(Data circuitterminating Equipment)

DCE adalah peralatan data circuit terminating yang berkomunikasi dengan DTE. DCE adalah piranti yang mensuplay signal clocking ke DTE. Suatu modem atau CSU/DSU disisi pelanggan sering diklasifikasikan sebagai DCE. DCE bisa serupa DTE seperti router akan tetapi masing- masing mempunyai perannya sendiri. Fungsi DCE adalah adalah untuk meletakkan data ke local lamp. Fungsi DTE adalah untuk melewatkan data ke DCE. Contoh beberapa Physcal layer (kabel) untuk interfaceΓƒ‚Γ‚ DTE / DCE adalah HSSI, V.35, X.21, EIA/TIA 232.

Salah satu kabel adalah DTE / DCE kabel, dan salah satu konfigurasi yang kaya detail diperlukan bila kita menghubungkan dua router Cisco secara langsung menggunakan interface serial. Ini juga merupakan konfigurasi khas CCNA dan CCNP di laboratorium rumah juga, particuarly bila membuat sebuah frame relay switch. Dalam contoh ini, kita sudah langsung terhubung Router1 dan Router3, masing-masing router menggunakan antarmuka serial1.

Langsung Connected Sertifikasi CCNA Serial Interfaces

Hal ini menimbulkan masalah ketika kita menghubungkan mereka secara langsung, karena salah satu router harus berfungsi sebagai DCE (Data Circuit-Mengakhiri Equipment) dalam suatu hubungan. DCE harus mengirim clock rate ke DTE, jadi kita harus mengkonfigurasi itu juga. Akan ada DTE / DCE kabel yang menghubungkan router ini, dengan DTE ujung kabel yang secara alami terhubung ke DTE dan DCE. Anda tahu di mana yang terjadi. Tapi bagaimana kalau kabel sudah terhubung dan Anda perlu memastikan bahwa akhir DCE memang terhubung ke Router kabel memiliki "DTE" dan "DCE" dicap secara fisik ke konektor itu sendiri,Jika teah menguasai detail-detail ini, jadi tahu bagaimana untuk mengetahui ujung kabel yang dihubungkan dengan DCE dan mengetahui apa yang DCE perlu lakukan untuk membuat konfigurasi ini berlaku tak ada salahnya sedikit.

ΓΌ MACAM DCE KABEL

Coaxial Cable

Kabel koaksial. Kabel ini berisi dua buah conduktor, satunya terletak di tengah yang terbuat dari tembaga.

Waffle Splice Closure

Kabel penutup sambungan yang biasa digunakan pada pipa tekanan udara

Variety

Macam, keseragaman, keanekawarnaan, keanekaragaman, selingan, variasi.

Transceiver cable

Kabel penghubung workstation dengan kabel bus LAN..

Fiber-optic cable

Kabel ini berisi 2 atau lebih helai plastik setipis rambut manusia yang dilindungi dengan jaket pelindung.

Firewire

Kabel Penghubung Video ke Komputer. Serial bus berkecepatan tinggi ini dikembangkan oleh Apple .

RJ45

Kabel standar untuk telepon.

LAN cable

Kabel untuk LAN. Ada tiga kabel yang tersedia.

Drop Cable

Kabel yang dipakai untuk menyambung Network Interface Card (NIC) dengan media transmisi.

Fiber Optic Cable

Kabel serat optik memiliki kelebihan mampu menyalurkan data dengan kecepatan tinggi.

Fiber Plant

Kabel, media untuk mengantarkan arus listrik:electric atau informasi:information.

loaded line

Kabel transmisi:transmission yang diperlengkapkan dengan kumparan pengisi.

lobe

Kabel:cable yang menghubungkan stasiun:station Token ring perkabelan utama.

Ethernet Cable

Semua kabel media untuk jaringan Ethernet. Contoh Ethernet Cable yaitu kabel jenis 10base5, UTP/STP.

Open wire

Adalah kabel:cable yang disangkutkan pada tiang penyangga, kabel ini tidak memiliki pelindung dan pr...

Work Area Cable

Kumpulan kabel yang digunakan untuk menghubungkan peralatan kecolokan telekomunikasi pada area kerja...

Main cross-connect

Cross-connect untuk kabel back bone, kabel entrace, dan kabel peralatan tingkat pertama.

Wind Loading

Dalam komunikasi nir kabel, ini adalah merupakan referensi yang menjadi tolok ukur menentukan struktur.

V.110

Standar protokol dua kabel BRI (Basic Rate Iterface) pada ISDN (Integrated Services Digital Network)

Jacket

Pelindung. Dalam pengkabelan adalah bagian pembungkus luar pada bagian kabel tembaga.

Numeric code

Kode numerik. Sepuluh macam kombinasi angka.

Dual

Rangkap dua, untuk dua macam keperluan

RJ-45 Connector

Konektor standar untuk kabel Ethernet Cat 5.

Work area

Area kerja. Area dimana perkabelan horizontal dihubungkan ke area kerja melalui kontak telekomunikasi.

Wire Wrap Termination

Adalah sebuah tipe terminal kabel yang digunakan dalam DSX panel atau perangkat telekomunikasi digital.

SC Connector

Konektor yang diselipkan pada kabel serat optik.

Dedicated line

Secara harfiah diartikan sebagai kabel yang disewa. Kabel ini dimanfaatkan sebagai media koneksi jaringan.

Leased line

Secara harfiah diartikan sebagai kabel yang disewa. Kabel ini dimanfaatkan sebagai media koneksi jaringan.

Transceiver

Penghubung transceiver cable dengan kabel bus LAN.

Public Land Mobile Network

Nama generik untuk semua jaringan nirkabel bergerak yang menggunakan stasiun berbasis bumi.

Jumper Wire

Sebuah pasangan koneksi menggunakan kabel:cable twisted pair tanpa adanya konektor pada beberapa ujung.





Lisensi Creative Commons

Lisensi Creative Commons adalah beberapa lisensi hak cipta yang diterbitkan pada 16 Desember 2002 oleh Creative Commons, suatu perusahaan nirlaba Amerika Serikat yang didirikan pada tahun 2001. Banyak di antara lisensi-lisensi tersebut, terutama lisensi original, yang memberikan "hak dasar" , seperti hak untuk mendistribusikan karya berhak cipta tanpa perubahan, tanpa biaya apapun. Beberapa lisensi yang lebih baru tidak memberikan hak tersebut. Lisensi Creative Commons saat ini tersedia dalam 34 yurisdiksi yang berbeda di seluruh dunia, dengan sembilan lainnya dalam tahap pengembangan.

Lisensi original

Semua lisensi original memberikan "hak dasar". Detil masing-masing lisensi ini bergantung pada versi, dan terdiri dari pilihan empat kondisi:

  1. Atribusi (attribution, “by”): Mengizinkan orang lain untuk menyalin, mendistribusikan, menampilkan, serta membuat karya turunan berdasarkan suatu karya hanya jika orang tersebut memberikan penghargaan pada pencipta atau pemberi lisensi dengan cara yang disebutkan dalam lisensi.
  2. Non komersial (noncommercial, “nc”): Mengizinkan orang lain menyalin, mendistribusikan, menampilkan, serta membuat karya turunan berdasarkan suatu karya hanya untuk tujuan non komersial.
  • Tanpa karya turunan (no derivative works, noderivs, “nd”): Mengizinkan orang lain menyalin, mendistribusikan, dan menampilkan hanya salinan sama persis (verbatim) suatu karya, bukan karya turunan yang berdasarkan. karya tersebut
  1. Pembagian serupa (share-alike, “sa”): Mengizinkan orang lain untuk mendistribusikan suatu karya turunan hanya di bawah suatu lisensi yang identik dengan lisensi yang diberikan pada karya aslinya. (Lihat pula copyleft.)

Penggabungan dan pencocokan kondisi-kondisi tersebut menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi, dengan sebelas di antaranya adalah lisensi Creative Commons yang valid. Dari lima kombinasi yang tak valid, empat di antaranya mencakup baik klausa “nd” maupun “sa” yang saling eksklusif satu dengan yang lain; dan satunya lagi tidak mencakup satu pun klausa, yang berarti melepas hak suatu karya dalam domain publik. Lima di antara sebelas lisensi valid yang tak mencakup unsur Atribusi sudah (hampir) tak digunakan karena 98% pemberi lisensi meminta Atribusi, tapi masih dapat dilihat di situs web. Ada enam lisensi yang umumnya dipergunakan:

Enam lisensi umum CC

  1. Atribusi saja (by): Pencipta (termasuk pemberi lisensi) diberi kredit.
  2. Atribusi + Non komersial (by-nc): Pencipta diberi kredit dan hanya untuk tujuan non komersial saja.
  3. Atribusi + Tanpa karya turunan (by-nd): Pencipta diberi kredit dan hanya karya verbatim (yang sama persis) saja.
  4. Atribusi + Pembagian serupa (by-sa): Pencipta diberi kredit dan karya boleh diturunkan dengan lisensi yang identik.
  5. Atribusi + Non komersial + Tanpa karya turunan (by-nc-nd): Pencipta diberi kredit dan hanya karya verbatim saja untuk tujuan non komersial saja.
  6. Atribusi + Non komersial + Pembagian serupa(by-nc-sa): Pencipta diberi kredit dan boleh diturunkan dengan lisensi yang identik untuk tujuan non komersial saja.

Perjanjian Creative Commons

Anda bebas:

  • untuk Membagikan — untuk menyalin, mendistribusikan, dan menyebarkan karya, dan
  • untuk Remix — untuk mengadaptasikan karya

Di bawah persyaratan berikut:

  • Atribusi — Anda harus memberikan atribusi karya sesuai dengan cara-cara yang diminta oleh pembuat karya tersebut atau pihak yang mengeluarkan lisensi.
  • Pembagian Serupa — Jika Anda mengubah, menambah, atau membuat karya lain menggunakan karya ini, Anda hanya boleh menyebarkan karya tersebut hanya dengan lisensi yang sama, serupa, atau kompatibel.

Dengan mengetahui bahwa:

  • Pengabaian — Persyaratan-persyaratan di atas dapat diabaikan jika Anda mendapatkan ijin langsung dari pemegang hak cipta.
  • Hak Lainnya — Hak-hak berikut ini sama sekali tidak dipengaruhi oleh lisensi di atas:
    • hak-hak penggunaan wajar Anda;
    • hak-hak moral pembuat karya; dan
    • hak-hak yang dimiliki orang lain baik di dalam karya itu sendiri maupun di dalam penggunaannya, seperti publisitas atau hak-hak privasi.
  • Pemberitahuan — Untuk segala bentuk pemakaian ulang atau distribusi, Anda harus menjelaskan kepada seluruh orang tentang lisensi karya ini. Cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah dengan menyediakan pranala ke http://creativecommons.org/licenses/by-sa/3.0/

sumber

http://id.wikipedia.org/wiki/Lisensi_Creative_Commons

http://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Teks_Lisensi_Creative_Commons_Atribusi-PembagianSerupa_3.0